Soal
mengaku-aku atau mengklaim budaya Indonesia oleh negara tetangga, termasuk kuliner,
belum lama ini rendang diklaim sebagai hidangan khas Malaysia. Bagaimana agar
ini tidak terjadi bahkan tidak berulang terjadi?
Dorong
Pendataan Budaya
Presiden Bandung Fe Institute, Founder Sobat Budaya, Hokky Situngkir punya jawaban. Lekatkan cerita di baliknya. Makanan mendunia seperti pizza, spageti dan pasta, akan selalu dikenal sebagai menu khas Itali karena ada kisah yang membumbuinya.
“Sampai kapanpun tidak bisa
pizza itu dibilang dari Amerika. Pizza itu ya Itali. Mau yang paling khas
paling hebat dibuat sama orang Amerika, spageti dan pasta itu Itali. Kenapa? Karena
bicara soal pizza, spagheti, kita akan teringat dengan sebuah cerita. Bagaimana
sejarah dari pasta. Kita pun seperti itu seharusnya, kalau tidak mau khawatir diklaim
Negara lain,” ungkapnya dalam Peluncuran
Aplikasi Peta Kuliner Nusantara (LENGKUAS), bukalapak.com, Cityview, Kemang,
Jakarta (26/11/16).
Persoalannya, lanjut Hokky, selama
ini kita terlalu asyik dengan perayaan kreatifitas budaya, masih mencari bagaimana
mengeksploitasi budaya. Namun kita kerap potong kompas, tidak memulai dari yang
mendasar. Padahal yang khas dari budaya Timur adalah, sebelum menghidangkan makanan, selalu diawali
dengan upacara dan perayaan,
“Padahal kita tahu, orang-orang
Timur, tidak hanya orang Indonesia, orang-orang Cina, Thailand, Jepang, Korea, budaya menjadi sesuatu yang menghasilkan secara
finansial itu belakangan. Ada perayaan-perayaan lebih dulu. Itu kita
lupakan, mau bypass,” jelas Direktur
Research Center For Complexity Studies di Surya University.
Inilah yang diikhtiar
kawan-kawan dari Sobat Budaya bersama
Bandung Fe Institute guna
mempertahankan identitas budaya Nusantara, khususnya kuliner, dengan mengumpulkan,
menyeleksi, dan menyusun ribuan resep hidangan makanan dan minuman tradisional
Indonesia di Perpustakan Digital Budaya Indonesia.
“Itulah mengapa kita sangat
mendorong pendataan budaya. Tidak hanya mendata, merasakan cita rasanya lalu
selesai. Kita ingin tahu apa cerita di baliknya. Naniura, Coto Makasar itu apa
ceritanya? kaitkan dengan musiknya. Folklore-nya.
Siapa yang makan gudeg? Apakah Sultan makan gudeg? Dengan demikian, makanan itu
menjadi melekat dengan budayanya,” tandas penulis Kode-Kode Nusantara. Buku yang mengungkap pengetahuan di balik jejak-jejak budaya tradisi di Nusantara.
Komentar
Posting Komentar