|
| sumber: paramadina.ac.id | |
Upaya menciptakan
lalu-lintas Jakarta yang lancar, dan bebas macet dengan layanan transportasi
publik, bukan semata tugas Gubernur DKI Jakarta dan TransJakarta, juga seluruh warga DKI
Jakarta terutama para intelektual.
Impossible is Nothing
Ibukota menaruh harapan besar terhadap Kaum Muda untuk dapat mendukung, menginformasikan dan mengedukasi masyarakat luas akan pentingnya menggunakan transportasi publik. Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph menyampaikan hal ini dalam Rumpi Transportasi Publik Bareng Anak Muda, Universitas Paramadina, Jakarta (14/1/17)
Tujuan utama TransJakarta adalah 60% dari penduduk Jakarta melakukan perjalanan dengan transportasi publik pada 2029. Masih 12 tahun lagi.
"Kita punya waktu jadi pewarta untuk kasih tahu
ke semua bahwa transportasi publik punya good deeds dan kita
musti ikut. Mulai dari kaum
intelektual, dan kita harus mulai dari kaum muda,” tandasnya.
Lebih lanjut, Jos, demikian ia ingin disapa, menuturkan, banyak
yang meragukan target yang diusung itu. Impossible,
kata mereka. Sama
seperti orang yang meragukan ketika tahun ini TransJakarta bikin target 120 juta penumpang. Karena tahun lalu Transjakarta cuma dapat penumpang 100
juta. Tahun ini TransJakarta bikin target ke Gubernur, 120 juta penumpang.
"Semua orang bilang; jangan
kamu nekat. tidak akan mungkin tercapai, minta digantung? Tahun depan bisa
diganti lagi dirutnya kalau tidak tercapai. Tapi kita bilang, yang jadi
modal seseorang bisa mencapai adalah semangat dan kerja keras,” tegasnya.
|
sumber: detik.com |
Akan Punya 147 Rute
Layanan TransJakarta kini menyeluruh
se-Jabodetabek.
“Dulu saudara
hanya melihat busway di tempat-tempat yang sangat indah dibatasi kereta kencana
bernama korindor. Tapi hari ini Anda harus lihat, TransJakarta bersaing ke luar
kota; Bekasi Barat, Bekasi Timur, Depok, Cibubur, Poris, Ciputat. Kita sayang
semuanya, jadi Jabodetabek mesti kita
tembusin,” ungkapnya.
Jika awalnya TransJakarta menyambungkan
antara koridor ke koridor, kini juga melayani rute-rute kecil, menjemput penumpang-penumpang
di sekitar stasiun-stasuin kereta.
“Rute-rute kecil.
Anda yang suka naik kereta, kita jemput pelanggan kereta di
Palmerah, Tebet, Cawang, Manggarai, Jatinegara, Tanah Abang, Bekasi jelas pasti,” imbuhnya.
Maka kini TransJakarta beralih dari Transportasi berbasis
Koridor ke Transportasi berbasis Jaringan, meski diakui memang terlihat berantakan.
“Tahun
ini kita bikin
rutenya memang jadi acak-adut. Tapi
justru itulah poin dari TransJakarta. Kita bukan lagi corridor
based transportation tapi kita adalah network based
transportation yang
menyambungkan dari ujung ke ujung penduduk DKI Jakarta tanpa
batasan,” bebernya.
Di awal
2016, sebut
Jos, TransJakarta mulai dengan 39
rute, di akhir 2016 sudah berjumlah 80 rute, dan di akhir tahun depan
akan memiliki 147 rute.
“Nanti Anda
walking through your front door dan akan
ketemu TransJakarta di situ. Tunggu waktunya,” janji Jos.
Mahasiswa Hubungan Masyarakat Universitas Paramadina
menginisiasi sebuah kampanye berjudul “Paramadina Youth Campaign”. Tujuan
kampanye ini adalah untuk mengubah pola pikir anak-anak muda tentang
transportasi publik. Kampanye dilakukan antara lain dengan mengadakan diskusi
interaktif ini dilanjutkan dengan naik Transjakarta dan melakukan selfie challenge di Instagram dengan
hashtag #BuswayYuk.
Hadir juga sebagai narasumber; Dosen Universitas
Paramadina dan Pendiri KedaiKopi, Hendri Satrio, Head of Communication Jakarta
Smart City, Daniel Giovanni, dan Trafi Country Manager Indonesia, Dimas
Dwilasetio. Acara ini didukung TransJakarta, Jakarta Smart City, dan Trafi,
serta disponsori Mandiriku, Carribou, dan BRIK.
Komentar
Posting Komentar