Gemarlah membaca terutama kamus, karena kita tidak pernah tahu kapan membutuhkannya. Bale
Kuzmanovski dari Australia paham itu saat berhadapan dengan New South Walles Lotteries
Corporartion pada 2010 di pengadilan demi mempertahankan hak memenangkan $ 100
ribu (sekitar 1 Miliar rupiah) dari permainan lotere gosok tulisan.
Berbekal 4 Kamus
“Menurut
Kusmanowzki, menang, karena arti bathe: berenang. Menurut Lottery tidak
demikian, karena mengutip Mcquarie Dictionary, bathe hanya bermakna swim
dalam Bahasa Inggris Britania. Tapi kasusnya di Australia, maka mereka berpendapat
Kusmanowzki tidak menang,” jelas Deny.
Pantang menyerah, Kusmanowzki
mencari kamus lain: Collins Australian Dictionary. Makna pertama dari bathe adalah “swim in open water for pleasure”. Dua kamus dibawakan ke hadapan pengadilan,
hakim pun meminta rujukan lain.
“Dari Collins English Dictionary,
meski kamus British English, tapi dalam prakata ada keterangan “konsultan
khusus untuk Australia”, sehingga boleh digunakan. Makna pertamanya adalah ‘to swim or paddle in a body of open water or
a river’. Dibawa ke pengadilan, hakimnya bingung ada dua kamus. Cari
rujukan yang lain karena pilihan cukup banyak.” jelas Deny.
Maka dihadapkan lagi kamus
lain; Australian Concise Oxford Dictionary of Current English, dan New Shorter Oxford
English Dictionary.
“Keempat definisi dari
kamus-kamus tersebut menunjukkan kata bathe
memang bisa dianggap berkaitan dengan gambar orang berenang dan kata swim.
Dengan hasil ini, kasusnya menang, tidak? Iya dia dapat $ 100 ribu,” pungkasnya.
Deny Arnos Kwary mempresentasikan materi “Kamus
sebagai Kitab Undang-undang”. Ia memaparkan, di beberapa negara, meski sudah tersedia
kamus hukum, kamus umum tetap menjadi rujukan dalam beberapa kasus hukum. Karena
kerapkali kasus hukum melibatkan permasalahan makna kata umum, bukan kata khusus
berkaitan ilmu hukum. Kasus Kuzmanowski salahsatunya.
Komentar
Posting Komentar