|
foto. EV Hive |
Bagaimana cara mendapatkan traction (daya tarik) hingga memperoleh user setia?
situs donasi dan penggalangan dana, kitabisa.com membeberkan tipsnya. Targetkan
pemasaran ke berbagai kategori pengguna untuk akhirnya menemukan satu kategori pengguna
yang paling potensial lalu fokuskan dan perkuat.
Bukan Drama Tapi Kisah Sukses
“Selama dua tahun ini fokus di campaigner atau orang yang menggalang dana. Dulu kita coba ke berbagai kategori. ke teman-teman social enterprise, NGO, mahasiswa. Terus kita segment by category pemberdayaan masyarakat, edukasi, program-program yayasan, biaya medis. Kita coba satu-persatu,” ungkap CMO kitabisa, Vikra Ijas dalam diskusi panel “Introduction to Social Entrepreneurship: Can We Create Impact and Money at Same Time?”, EV Hive The Maja, Jakarta (23/3/17).
Ternyata segmen terkuat adalah users yang mengumpulkan dana untuk biaya
pengobatan.
“Akhirnya ketemu, kita
menemukan satu sektor di medical bills
category. Ternyata banyak orang yang mau membantu, rekan, sahabat, kenalan,
yang lagi sakit, pengen mengajak orang lain juga bantu biar lebih gede
bantuannya. Users ini yang paling bagus
feedback-nya ke kita, dari kualitatif
juga data. Dari situlah terus kita amplify,”
jelasnya.
Pendekatan pemasaran yang
diterapkan adalah mempromosikan kisah sukses dari upaya penggalangaan dana
tersebut.
“Approach marketing kitabisa selalu tidak mempromosikan drama tapi lebih ke success story-nya. Cerita ketika si A
membantu B dan alhamdulillah B sembuh.
Atau ketika ada komunitas yang akhirnya membuat orang jadi punya pekerjaan,”
imbuhnya.
Ketika kita mengoptimalkan upaya
ke segmen terkuat ini, pertumbuhan perusahaan pun menjadi stabil. Setelah itu barulah
tercipta kunci untuk membuka pintu-pintu segmentasi lainnya.
“Ketika fokus ke satu kategori
ini, baru pertumbuhannya mulai stabil. Dari situ barulah meng-unlock new markets, Bukan hanya fokus bikin
produk tapi kepada siapa kita komunikasikan. Bahasanya pun spesifik, ketika kita ke
sektor orang-orang yang butuh bantuan medical
bills. User-nya kita fokuskan untuk
mereka. Ketika sekarang NGO, baik yang lokal dan internasional mulai pakai, bahasanya kita sesuaikan lagi kepada mereka. Mulailah terbuka pintu baru,” bebernya.
Hal seperti ini yang menjadi pendongkrak suatu Social Enterprise. yaitu ketika kita menemukan dan fokus ke pengguna terkuat kita. Agenda selanjutnya adalah bagaimana memelihara hubungan ini agar user kembali menggunakan produk kita lagi.
"Hal-hal yang kayak begitu sebenarnya
bisa menjadi leverage buat Social Enterprise.
Ketika kita menemukan power users kita. Di situ baru kita melihat, kuncinya adalah user retention. Tidak hanya akuisisi yang perlu kita fokuskan, khususnya yang di tech platform, tapi juga retensinya. Bagaimana orang yang sudah pakai, dia akan kembali pakai, dan pakai lagi," pungkas Vikra.
Diskusi juga menampilkan pembicara CEO Temoo App Maral Dipodiputro dan Co Founder Platform Usaha Sosial (PLUS), Augustine Merriska
Komentar
Posting Komentar