Featured Post

Ini Lho Yang Namanya Digital Nomad

 

Kolla Space Sabang Digital Nomad

Istilah digital nomad mengemuka seiring perkembangan cepat dunia digital. Profesi baru yang memungkinkan pekerjaan bisa dilakukan di mana saja pun bermunculan,


Keahlian Teknis dan Non Teknis

Belakangan ini, karena terdengar keren dan menjanjikan, tak sedikit pegiat konten atau kreator konten (content creator)  yang melabeli diri sendiri sebagai digital nomad. Apalagi platform media sosial mulai marak, dan banyak pilihan medium ekspresi. Semua pekerja kreatif yang memanfaatkan internet mengaku digital nomad. Padahal kompetensi seorang digital nomad berkaitan dengan keahlian dan jam terbang. Jadi siapa sih yang cocok disebut digital nomad?

Apa yang membedakan antara digital nomad beneran dari wanna be digital nomad?  Pria dibalik sukses beberapa brand seperti Lazada, Happyfresh, Rizki Suluh Adi memaparkan dalam “How to Earn Money Online as Digital Nomad”, KollaSpace Sabtu 28 Oktober 2017, Sabang, Jakarta.  

Terkait hal tersebut, diakui Rizki, tidak ada jawaban langsung. Tergantung kebutuhan dan karakteristik masing-masing. Meski tidak ada definisi jelas mengenai istilah tersebut, setidaknya ada dua tipe digital nomad; teknis dan non teknis.

“Yang harus dilakukan, ketika memilih lifestyle ini, yang paling dasar; bahasa, speciality, network, dan social skill, Mau teknis atau non teknis. Kalau non technical tergantung networking. Apakah hanya dari Indonesia atau luar negeri .paparnya.

Untuk digital nomad tipe teknis. Tak mesti punya social skill, karena pekerjaan bisa dilakukan di mana saja tanpa perlu bertatap muka.

“Kalau anda memilih sebagai technical digital nomad, mungkin bisa kerja di mana saja. Kerjakan coding, report server, tanpa harus ketemu orang,” imbuhnya.

Jadi, lanjut Rizki, mau teknis, desain, bahkan translating bisa jadi spesialis kalau sudah terkenal, dan yang paling penting punya reputasi.   

Acara bincang interaktif ini juga menghadirkan narasumber President of Komikin Ajah Aruga Perbawa, dan TEDx Speaker Mymi Raz Larasati.    

Komentar

Postingan populer dari blog ini