Biasa aktivitas serba nyaman di ibukota, Vino (Maxime Bouttier) terpaksa harus menerima
kepindahan dia dan keluarganya ke daerah sunyi di Bandung, Jawa Barat. Daerah
dingin yang membuatnya makin mager dan berselimutkan tebal, tak merasa perlu
keluar rumah kecuali pergi ke sekolah. Itu yang dia pikir awalnya. Hingga ia bertemu
Gadis (Agatha Chelsea)
Sinematografik Asik
Perempuan
misterius yang berjalan sendirian bersenandung di antara pepohonan tengah
malam. Tapi baru sepintas, ia langsung tertelan meghilang di tengah kabut. Terpantik
penasaran Vino menelusuri wangi dara bergaya klasik dengan tudung merah itu sampai ke atas bukit.
Selanjutnya, hidup Vino tak lagi sama.
Vino
berharap bisa berjumpa kembali dengan Gadis. Tapi perempuan molek itu hanya muncul
di malam hari. Gadis keluar rumah rumah saat semua orang sedang terlelap. So be it, Vino rela menerima gigitan
dingin tiap malam demi bertemu Gadis pujaannya. Ia tarik lagi anggapan bahwa hamparan
hijau kebun teh itu super dingin dan membosankan. Ciwidey adalah perjuangan.
Namun
Dadang (Yudha Keling) teman sekelas Vino mengingatkan Vino seperti tidak ada
cewek cantik lainnya saja. Gadis dikenal sebagai gadis yang aneh. Di tambah lagi ada Bagas (Billy Davidson) yang
menjadi pelindung Gadis.
Bagas
adalah seorang petugas penjaga hutan. Karena sudah berteman sejak kecil,
Bagas tahu segala hal yang Gadis sukai. Diam-diam cowok protektif ini juga mencintai Gadis. Bagas adalah Bintang
yang menemani Bulan menghabiskan malam. Vino bagai Matahari yang tak pernah bisa bertemu Bulan. Cinta segitiga sekali lagi.
Ada
harapan. Ada harapan dalam Perfilman Indonesia. Wabilkhusus film bergenre
remaja. Bahwa kisah cinta tidak melulu diobral lewat kata-kata merayu dan adegan mesra bermanja. Cerita cinta juga bisa berwujud dengan elegan dan menginspirasi. Cinta kasih
adalah pelaksanaan kata-kata.
Berdegup
semangat di denyut cinta karena mencinta itu menghidupkan. Kau tak mesti sendirian
menghadapinya. Momen yang begitu berharga dan bermakna kala ditemani yang tercinta
senantiasa. Hingga kita tak ingin melewatkan sedetik saja tanpa melakukan hal
yang kreatif dan seru bersama.
Di
awal berasa FTV dengan khas kebetulan demi kebetulan. Namun plot berangsur
matang hingga menjelang puntiran kejutan. Yang memikat di sepanjang film besutan Danial Rifki ini adalah sinematografi yang ciamik melukiskan syahdunya malam. Nuansa fantasi nan
bercahaya menyinarkan warni lumina masa muda. Terselip fakta
tersembunyi yang berpotensi memunculkan teori baru bagi fans veteran ikon film
remaja.
MNC Pictures menggelar Press Screening dan
Press Conference “Meet Me After Sunset” bertempat di CGV Grand Indonesia,
Jakarta (9/2/18). Pertemuan bersama awak media dihadiri pemeran-
pemeran utama dan pendukung termasuk Maxime Bouttier, Billy Davidson, Yudha
Keling, Margin Wieheerm, dan sutradara Danial Rifki. Meet Me After Sunset diisi
pemain pendukung: Feby Febiola, Oka Sugawa, Iszur Muchtar, Marini
Soerjosoemarno, Ciccio Manassero, dan Deanda Puteri.
Setelah
gala premiere di Jakarta, Meet Me After
Sunset juga melakukan gala premere di beberapa kota yakni Cirebon (13 Februari), Bandung (14 Februati),
Solo (17 Februari), dan Yogyakarta (18
Februari). Selain itu ada juga nonton bareng
di Jabodetabek dan beberapa kota antara lain Solo, Yogyakarta, Surabaya,
Padag, Malang, Tegal, Makassar ,
Semarang, Cirebon, Bandung, Medan, dan
Yogyakarta. Meet Me After Sunset mulai tayang
di bioskop pada 22 Februari 2018.
Komentar
Posting Komentar