Langkah yang harus dilakukan seorang narablog saat
membangun personal branding adalah memahami talenta yang dimiliki, mengasah skill, dan tetap passionate. Dalam perjalanannya, temukan daya pikat yang khas hingga muncul value.
Talenta, Keahlian, Gelora
Dara
yang akrab dipanggil Ollie kini LLIA mengingatkan, jangan memaksa lekatkan suatu citra tertentu
ke diri. Jika memang itu bukan karakter kita. Apalagi hanya karena ia sedang tren. Llia membawa tema "Personal Branding dengan Social Media dan Blog".
“Knowing who you are itu penting banget.
Jangan ikut-ikutan. Misal, Raditya Dika lagi ngetren. Gue lucu-lucu juga ah, kayak dia. Tapi kalau Anda orangnya lempeng
dipaksa lucu ya susah,” imbuhnya.
Talent adalah sesuatu yang sudah given, teranugerahkan dalam diri masing-masing. Kalau skill adalah level
kemampuan hasil dari kegigihan berlatih. Sedangkan passion adalah gelora menghidupkan suatu
bidang yang kita cintai hingga bernilai.
“Mengetahui
tiga hal itu penting. Yang tampak ya value.
Value kita apa?,” pantik penulis 29 buku di depan audiens yang sebagian besar
narablog dan influencer ini.
Llia
kemudian membagi pengalamannya. Ia membangun personal branding sampai menemukan satu keyword yang melekat di dirinya.
Hanya dengan satu kata kunci sudah menjelaskan
siapa dirinya.
Penerima "Kartini Next Generation Award 2013 - Inspiring Woman in ICT” ini gemar membaca
sejak kecil. Kebiasan yang ia lakukan usai membaca adalah menempelkan post it dari buku-buku yang dibacanya. Catatan-catatan kecil itu pun mewarnai seluruh dinding kamar.
Ketekunan
menyesap saripati dari banyak buku itu, membuatnya selalu terinspirasi dan produktif dalam menulis. Maka
“produktif” menjadi salahsatu kata yang identik dengan Llia.
“Begitu
Anda tahu semua talent, skill, value, anda akan menemukan keyword.
Salahsatu keyword saya ‘productivity’.
Itu banyak saya masukkan dalam media sosial dan blog saya,” aku pendiri startup tulisbuku.com. Usaha rintisan yang membantu penulis
menerbitkan karya.
Tentukan Rate Card
Jika seorang narablog sudah mantap dengan personal branding-nya, selanjutnya jangan ragu
untuk menentukan “harga diri” kita dalam rate card (daftar tarif).
Pembicara berikutnya mengusung tema "Cara Menghasilkan Uang Dengan Menjadi Influencer di Blog".
Influencer Dimas
Novriandi memaparkan, tidak ada patokan pasti dalam menentukan tarif. Tergantung pendekatan si blogger
kepada klien atau penerima jasa. Kadang bisa lebih personal. Kawan sesama influencer malah menganggap rate Dimas terlalu rendah.
Memang
jika kita mengikuti standar tarif umumnya, indikator rate card menyesuakan besaran pengikut (followers) si influencer. Instagram
dihitung per posting, dan Twitter dihitung per paket cuitan. Namun satu
hal yang selalu dicamkan Dimas. Apa itu?
“Jangan
pernah pelit sama brand. Kita di-hire untuk 5 twit. Saya akan cerita 5 twit sebelumnya
sebagai bridging. Itu tidak dihitung,”
tukas Dimas.
Hadir juga Farchan Noor Rachman membawakan tema "Tips Menjadi Blogger, Dari Gagasan Menjadi Tulisan". Kumpul Blogger merupakan satu dari rangkaian acara Diskusi dan Penganugerahan Pemenang Lomba Menulis Blog bertema "BPK Kawal Harta Negara".
Komentar
Posting Komentar