Skill Setara Satu Tim Produksi
Setelah sukses Youtube, berbagai platform media sosial berinovasi dan saling bersaing menyediakan fitur video. Tak ayal, para blogger mulai melirik video blog (vlog) untuk menguatkan branding-nya. Keahlian vlogging pun menjadi kebutuhan para pegiat dunia maya.
Menjawab
kebutuhan tersebut, Citra Nusa Insan Cemerlang atau lebih dikenal dengan CNI Indonesia
menggandeng Indonesian Social Blogpreneur (ISB) menggelar Blogger Gathering 2018 Part 1 “Workshop Vlog”. Lokalatih menghadirkan
narasumber Blogger turn Vlogger Dudi Iskandar, bertempat di Burger King, Plaza
Festival, Kuningan, Jakarta (4/3/18).
Kang Dudi, sapaan akrabnya, memaparkan perkembangan dunia perihal penonton video daring dan platform penyedia layanan unggah video. Pada kuartal kedua di 2014 penonton videp online sebesar 38,2 milyar orang.
Pada 2016 sudah ada platform real story telling seperti Bigo Live, dan Periscope. Yang paling kekinian, tak mau ketinggalan, sekarang sedang tren Instagram Story dan Facebook Live.
Vlog
adalah catatan keseharian yang dituangkan dalam bentuk video. Sama
dengan blog, vlog memiliki konten informatif yang bersifat personal. Berbeda dengan Youtube, selain vlog, konten Youtuber bisa apa saja.
“Kekuatan
vlog ada unsur ‘aku’-nya. ‘Aku’ maksudnya cerita lebih personal. Kalau tidak ada,
berarti video biasa,” sebut Kang Dudi.
Peralatan tempur vlogger antara lain smartphone, tripod, monopod/ tongsis, steady cam, remote control, tripod holder, mikrofon eksternal, dan perekam suara digital (opsional).
Menurut
Kang Dudi, seorang vlogger harus memiliki 4 kemampuan yang setara dengan skill sebuah tim produksi video.
“Kita
harus ada kemampuan mengambil, mengedit, membuat naskah, dan menyebarkan video.
Kemampuan 4 orang ada di tiap vlogger,” sebutnya.
Kang
Dudi menyampaikan, ada 2 syarat sebuah vlog sudah bisa dikatakan bagus.
Selebihnya buatlah konten yang menarik dan menghibur.
“Vlog
yang bagus hanya dua; gambar still
atau tidak bergoyang dan suara jelas. Itu cukup. Banyak kesalahan pembuat vlog,
gambar bergoyang yang membuat penonton merasa gempa. Makanya butuh tripod atau steady cam,” tuturnya.
Jika tidak ada tripod, bisa rapatkan kedua siku tangan ke tubuh sebagai penyanggah. Untuk
suara lebih jernih, Kang Dudi menyarankan penambahan pelantang eksternal.
Durasi Singkat, Layaknya Iklan
Jika kita
mengambil gambar via ponsel, pria yang sering memenangi kontes ini tidak
menyarankan teknik long shot. Karena besar
kemungkinan hasil video akan goyang. Kecuali dilengkapi alat tambahan berbandrol harga
cukup mahal. Yakni gimbal atau stabilizer yang membuat gerakan video terlihat
mulus.
Yang
disarankan untuk ponsel adalah teknik mengambil potongan demi potongan gambar
bergerak (shot).
“Saya
sarankan cut to cut. Kita ambil scene satu persatu. Usahakan antara 5-15
detik. Jangan terlalu lama,” sebutnya.
Scene adalah tempat di mana kejadian yang divideokan berlangsung. Dalam satu scene bisa terdiri dari satu atau gabungan beberapa shot.
Ambil
masing-masing shot pun dengan sudut yang bervariasi. Mulai dari sudut lebar (wide) untuk menangkap suasana, beralih ke
fokus sedang (medium), hingga
mendekat objek (close up).
Potongan-potongan shot dari variasi angle
itu yang akan berpadu dalam kesatuan video utuh (sequence).
Nanti yang kita butuhkan dari tiap potongan itu hanya sekitar 3 detikan saja. Jadi pilihlah yang paling bagus. Mengapa
ambil shot yang tidak lebih dari 15 detik masing-masingnya? Perhatikan durasi iklan, lanjut Kang Dudi. Tiap scene berganti dengan cepat. Hal ini berkaitan dengan toleransi
tonton umumnya masyarakat terhadap iklan.
“Perhatikan
pergantian gambar dalam iklan. Lama satu iklan 30 detik. Menurut penelitian
resmi, orang bertahan melihat satu gambar video 8,25 detik. Jadi kenapa iklan
cepat. Selalu ganti baru. Membuat orang tetap bertahan dengan konten kita,”
ungkapnya.
Video sudah jadi. Tapi kurang afdol rasanya jika tanpa musik latar. Atau menyisipkan suara narator (voice over) untuk menambah informasi. Meski perlu juga mempertahankan suara bawaan video. Kombinasi dari ketiga hal tersebut akan membuat konten lebih variatif.
Kita bisa mendapatkan musik
latar berpredikat 'creative common' atau bisa dibagipakai selama kita cantumkan sumbernya. Situs-situs penyedia musik bebas royalti,
antara lain: freesoundtrackmusic.com, incompetech.com, bensound.com, joshwoodward.com,
freemusicarchive.org, dan tentu saja Youtube. Praktek
Workshop Vlog mengunakan aplikasi edit video Power Director (PD) dan olah animasi font dan foto
Legend.
Program Afiliasi CNI
Sementara itu, Founder ISB Ani Berta mengajak para narablog peserta lokalatih untuk selalu
fokus pada peningkatan kapasitas diri dalam mengimbangi pacuan derap zaman.
“Kita lakukan pengayaan diri. Kita sibukkan
diri dengan belajar. Bikin konsep dan video butuh konsentrasi banget. Ayo kita
berkarya,” ajaknya
Nah supaya makin piawai, keahlian vlogging ini harus terus ditempa. Kita sudah mengikuti
banyak workshop dan pelatihan. Banyak ilmu yang didapat. Selanjutnya apa? Praktekan. Konversikan dalam berbagai
karya kreatif yang menghasilkan. Demikian imbau Teteh Ani senantiasa di tiap gathering.
Hal itu
senada dengan apa yang disampaikan Gusti Alendra dari Divisi Pemasaran CNI
Indonesia. Gusti memantik kita untuk segera aksi usai mendapat keahlian baru, dengan
menangkap peluang yang terbuka di depan mata.
“Dari
35 ribu anggota CNI di seluruh Indonesia, baru 5 % yang bermain di online. Kecil banget. Artinya peluang besar
dapat income tambahan dari CNI bagi
teman-teman blogger yang sudah belajar bikin konten bagus,” sebutnya.
Salah
satu peluang bisnis yang ditawarkan Gerai CNI adalah Affiliate Program. Perusahaan yang menyongsong 32
tahun eksistensinya ini sudah dipercaya masyarakat dan memiliki jaringan nasional maupun global.
- Dapat
mempunyai situs personal yang terintegrasi dengan GeraiCNI.com
- Konsumen
dapat langsung melihat dan berbelanja melalui tautan afiliasi yang
disebarkan.
- Kita
dapat langsung melihat kalkulasi poin yang didapat melalui link afiliasi.
Cara
memasarkan produknya pun mudah. Cukup dengan rajin menyebarkan produk-produk CNI
sekreatif mungkin lewat berbagai media. Kita akan mendapat komisi hingga 15% dari pembelian
tiap produk lewat tautan afiliasi di situs kita.
“Teman-teman
tidak perlu beli produk dan menyiapkan gudangnya. Juga tidak perlu packing barang. Semua pengiriman sudah
disiapkan CNI. Tugas teman-teman memviralkan dari media sosial. Peluangnya besar karena pesaingnya masih sedikit sekali,” pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar