|
foto: Kiki Handriyani |
Tidak sempat datang ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia yang sedang hits itu? Domisili kamu di luar kota bahkan provinsi?
Usah gundah, hilangkan gulana. Unduh saja aplikasi iPusnas di Playstore secara cuma-cuma.
Kita bisa pinjam plus baca koleksi semua buku dan bacaan koleksi Perpusnas lewat
ponsel. Mudah, kan?
Jumlah Kunjungan Meningkat
iPusnas
merupakan app perpustakaan digital resmi
keluaran Perpusnas yang bekerja sama dengan pengembang aplikasi Aksamaraya.
iPusnas dilengkapi fitur-fitur media sosial yang memungkinkan kita terhubung
dan berinteraksi dengan sesama pengguna maupun komunitas lainnya. Semacam medsosnya
Perpusnas, gitu. Kita juga bisa rekomendasikan buku yang sedang dibaca, posting
ulasan buku dan menambah teman baru. Buku digital (ebook) di iPusnas juga bisa dibaca secara daring (online) dan luring (offline). Pokoknya apilkasi ini menjamin kemudahan dan pengalaman
unik dalam menikmati buku. So tidak ada alasan untuk tidak sempat membaca buku.
Hampir
2 tahun sejak diresmikan Pak Jokowi pada September 2017, Perpusnas RI bertransformasi
dan terus meningkatkan layanan di dalam gedung megah tinggi berlantai 24 ini. Fasilitas
yang serba online tersedia mulai dari
pembuatan kartu anggota hingga pencarian dan peminjaman buku. Apalagi kini Perpusnas
bertransformasi tidak hanya sebagai penyedia layanan informasi tapi juga menjadi
wadah pertemuan masyarakat untuk beraktvitas bersama atas nama literasi dengan
menjalankan community based strategy.
Perpusnas
Medan Merdeka Selatan sering menggelar acara-acara ciamik terutama di akhir
pekan bersinergi dengan berbagai lembaga dan komunitas. Saya sering mengikuti event di Perpunas, beberapa di antaranya
Tempo Media Week (11/17), Festival Cerita Jakarta 2017 “Dream a Little Dream of You” (12/17), dan Festival Naskah Nusantara IV: “Relevansi, Kontekstualisasi,
dan Aktualisasi Nilai-nilai Kearifan Dalam Naskah Nusantara Menuju Indonesia
Maju” (09/18).
Maka tak heran,
sejak punya gedung baru dengan segala fasilitasnya, jumlah kunjungan ke
Perpusnas Medan Merdeka Selatan melonjak. Menurut data yang dipaparkan Kepala
Biro Hukum dan Perencanaan Perpustakaan Nasional RI Joko Santoso, kunjungan ke
Perpunas meningkat signifikan sejak diresmikan Presiden Jokowi.
“Sejak
diresmikan Bapak Presiden pada September 2017, jadi relatif gedung ini masih
baru, jumlah kunjungan sangat sifinifikan naiknya, dibanding waktu masih berlokasi
di Jalan Salemba Raya 28 A. Kita lihat statistik kunjungan tiap harinya lebih
dari tiga ribu orang,” ungkap Joko dalam Konferensi
Pers Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan 2019:
Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Untuk Kesejahteraan masyarakat,
Jakarta (11/3/19).
Hadir juga dalam jumpa pers; Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas RI Ofy Sofiana, Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional, Dra. Sri Sumekar, M.Si, Kepala Pusat Penerangan Kemendagri Bachtiar, dan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Woro Titi Haryanti.
Joko
lalu sebutkan data jumlah kunjungan tiap bulan di tahun 2018. Pada November
tahun lalu, kunjungan sebesar 70.056. Jumlah kunjungan pada Oktober mencapai 73.
998. Pada Desember 69.875 kunjungan. Yang menarik adalah jumlah kunjungan online meningkat tiga kali lipat
dibanding jumlah kunjungan onsite. Saat
ini layanan onsite berjumlah 18 jenis
dan layanan online ada 64 jenis.
Setara Eselon II A dan II B
Ternyata
keberadaan aplikasi iPusnas menginspirasi daerah-daerah lain yang mereplikasi iPusnas. Muncul iKaltim, iPekanBaru,
iJakarta iSukabumi, iKudus, iJateng, dan iJatim. Hingga kini ada 84 apilkasi
serupa yang dikembangkan tidak hanya pada lingkup provinsi juga kabupaten dan
kota.
Inisiatif
ini tentu menggembirakan khususnya bagi pegiat literasi. Apalagi keberadaan perpustakaan
kini tidak bisa dipandang sebelah mata. Kementrian Dalam Negeri telah menerbitkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah. Walhasil, status kelembagaan perpustakaan di daerah ikut terdongkrak
menjadi perhatian utama. Perpustakaan daerah menjadi dinas untuk provinsi
setingkat Eselon II A, dan untuk kabupaten setingkat Eselon II B.
“Ini
juga satu hal yang menggembirakan, karena sekarang lebih terstandar dan menjadi
perhatian utama. Bahwa perpustakaan dipandang jadi urusan wajib non pelayanan
daerah. Jadi sama pentingnya dengan urusan terkait pendidikan dan layanan
kesehatan,” sebut Joko.
Selanjutnya,
dengan status yang kian jelas ini, Perpusnas menggenjot daerah melakukan transformasi
layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial. Secara prinsip ada 3 strategi yang
tidak berhenti pada satu aktivitas saja, tapi bersifat simultan bahkan tiap
hari. Karena prinsip kerjanya bagaimana
mendesain sebuah perpustakaan menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk berbagi
pengalaman, belajar secara kontekstual dan berlatih ketrampilan kerja.
Banyak
muncul cerita inspiratif yang berangkat dari keberhasilan memanfaatkan potensi perpustakaan
sebagai wadah kreatif. Joko ambil contoh kisah seorang pemuda yang sembuh dari kecanduan
narkoba dengan melakukan kegiatan positif bersama forum pertemuan di perpustakaan.
Ada juga
cerita tentang petani-petani di wilayah Jawa Barat yang berhasil mengatasi hama
tanaman setelah mengunjungi perpustakaan mendapati bahan-bahan bacaan tentang
hama tanaman dan dipertemukan dengan penyuluh pertanian oleh para pustakawan.
“Jadi
pustakawan bisa menghubungkan antar kepentingan, dan antar resource. Inilah yang diharapkan dari pengembangan inklusi sosial, “
pungkas Joko.
Rakornas Bidang Perpustakaan 2019 menghadirkan narasumber sejumlah menteri di Kabinet Kerja Gotong Royong, antara lain Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Bambang PS Brojonegoro, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Wakil Ketua Ombudsman Adrianus E. Meliala, Pimpinan Komisi X DPR-RI, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, Duta Baca Indonesia Najwa Shihab, Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), serta narasumber lain.
Rakornas Bidang Perpustakaan akan dihadiri lebih dari 2.000 peserta dari Dinas Perpustakaan Provinsi/Kabupaten /Kota, Bappeda, Asosiasi Penerbit, Pengusaha Rekaman, Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi, Khusus, dan Sekolah, serta para pustakawan dan pegiat literasi seluruh Indonesia.
Komentar
Posting Komentar