Bepergian itu baik terutama untuk
menimba pengalaman dan memperluas pandangan. Apalagi kalau berkesempatan
mengunjungi negara-negara tujuan wisata dunia. Wah, bakal jadi momen tak
terlupakan seumur hidup.
Rencana Matang
Yang terbayang pertamakali adalah kita bisa punya koleksi foto ciamik di lini masa akun instagram untuk orang-orang bisa berikan lusinan cinta dan komentar.
Tapi
ada sesuatu yang harus diingat. tidak semua cerita perjalanan para traveler berakhir dengan sepenuhnya menyenangkan.
Dari foto-foto para pelancong yang kita sematkan love dan komentar itu, bukan berarti tanpa senarai sendu di dalamnya.
Saya
pernah baca pengalaman yang tidak mengenakkan dari pelancong selama bepergian. Sejatinya, nasihat adalah otobiografi si penasihat itu sendiri. Ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik, salahsatunya agar kita tidak mengalami apa yang mereka sudah rasakan.
Di balik foto-foto di destinasi memikat dan cerita yang menarik untuk dibagi, ada tahapan langkah yang telah direncanakan secara matang sebelumnya. Seperti satu ungkapan masyur: if you fail to plan then you plan to fail.
Nah bagaimana agar perjalanan kita
menyenangkan atau setidaknya meminimalisir kemungkinan terhinggap hal-hal yang
mengganggu ketidaknyamanan di tengah perjalanan?
Gramedia Writers and Readers Forum 2019 menghadirkan
banyak kelas inspirasi selama tiga hari. Di hari ke-2, Sabtu 3 Agustus 2019, ada
penulis seri the Naked Traveler, Trinity, Hendra Fu (Hola Spanyol! Pelesir Ceria ke Tujuh Kota Espana) dan Travel Consultant Claudia Kaunang yang menjadi pembicara di kelas pagi dengan
tajuk “It’s Not Destination, It’s a Journey”.
Para traveler terkenal asal tanah air
ini hadir membeberkan semua yang dibutuhkan pelancong sebelum berniat keliling
dunia.
Menurut Claudia, kalau mau bepergian tidak usah dibebani dengan kekhawatiran
hingga berujung drama. Yang terpenting adalah jangan memaksakan dan tahu kemampuan diri baik secara fisik maupun aspek
keuangan.
“Kalau
saat ini baru mampu ke negara-negara di Asean, go ahead. Kalau target mau ke Jepang, Korea, Taiwan, negara-negara Asia
bagian utara, berarti harus menabung setahun-dua tahun,” ujarnya.
Claudia
kemudian membagi tips budgeting yang
efektif dan efisien dengan memperhatikan kurs dolar yang dinamis, inflasi, hingga
kondisi negara yang ingin didatangi.
Dengan
hadirnya konsultan perjalan dan aplikasi, kita dimudahkan dalam merencanakan perjalanan
dengan informasi seputar akomodasi dan transportasi. Claudia beri contoh, kalau
kita mau ke Bangkok selama 4 hari 3 malam, perkiraan biaya bisa dari 5 sampai
30 juta, tergantung pilihan hotel, dan mau sewa mobil atau naik angkutan umum.
“Kalau
kita mau nabung 5 juta, hitung pendapatan kita ambil 10%. Kita bisa menambung
500 ribu selama 10 bulan. Di bulan ke sepuluh atau sebelas, kita sudah bisa
pergi ke Bangkok,” tutur penulis 2 Juta
Keliling Thailand, Malaysia dan Singapura (2009).
Bagaimana jika ternyata setiba di sana, anggaran kita meleset dari perencanaan. Claudia
menceritakan pengalamannya selama membuka proyek Open Trip “Trip Bareng CK”. Menurut Claudia, hal tersebut terjadi akibat
dari melanggar janji diri sendiri untuk tidak berbelanja. Padahal saat brifing di Indonesia, para klien
bertekad untuk tidak berbelanja selama menjelajahi destinasi.
Namun
tergoda berbelanja kadang bukan karena untuk memenuhi hasrat diri sendiri. Tak jarang
kita merogoh kocek dan mengeluarkan uang demi bisa bawa buah tangan
sepulang traveling ke mancanegara. Maksud hati ingin kesohor tapi yang
terjadi malah tekor. Apalagi jika oleh-oleh yang kita berikan tidak disambut apresiasi selayaknya.
“Yang
membuat biaya traveling membengkak adalah
belanja. Kadang ironis, belanja bukan buat diri sendiri. Kita kasih magnet mereka
akan bilang magnet doang, kenapa tidak kaos.
Begitu juga kalau ngasih coklat atau permen,” sebut perempuan berdarah Manado
ini yang disambut anggukan para peserta.
Maka
Claudia ingatkan untuk lebih prioritaskan hal-hal yang bersifat darurat (emergency) sebagai antisipasi skenario terburuk.
Salahsatunya
selalu siapkan dana taktis berbentuk dolar. Apalagi anjungan tunai mandiri/
automatic teller machine (ATM) dari bank-bank Indonesia sudah bisa diakses di
luar negeri. Siapkan dana segar paling tidak sekitar 50-100 dolar, atau kalau
bisa 200-300 dolar lebih baik lagi.
“Jadi
kalau menabung 5 juta, bisa beli 100-200 dolar. Emergency misal kita harus mendadak beli tiket pulang on the spot atau kita harus pindah hotel.
Pakai uang emergency tapi bukan untuk
belanja,” pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar