Hasil survei World Culture Score Index 2018 menyebutkan Indonesia menempati peringkat 16 dari 30 negara dengan tingkat
frekuensi membaca tertinggi. Posisi itu bahkan mengalahkan negara maju seperti Jerman,
Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.
Kritis Sikapi Survei
Kita
patut bersyukur dan berbangga namun juga sekaligus harus kritis. Kenapa? Duta
Baca Indonesia Najwa Shihab mengingatkan agar kita hati-hati dalam membaca
hasil survei, karena boleh jadi indikatornya berbeda-beda. Ukurannya bisa saja perihal fasilitas yang sudah lengkap,
tingkat pemahaman masyarakat akan apa yang dibaca, dan indikator lainnya.
Infrastruktur
boleh jadi kuat, perpustakaan lengkap di mana-mana, tapi apakah sama kokoh
dengan kemampuan pembaca memahami bacaan, ini yang perlu konfirmasi lebih lanjut.
Maka
ikhtiar pegiat literasi khususnya pustakawan yang membuktikan pencapaian hasil survei seperti di atas. Adalah tugas
tiap insan pustaka senantiasa perkuat dan tingkatkan kapasitas diri hingga selalu relevan di tengah gencar gempuran arus informasi. Pustakawan harus menjemput
bola.
“Di
era digital, pustakawan harus bisa menjemput dan menghantarkan informasi.
Mencari informasi yang sedang relevan dibutuhkan masyarakat dan menghantarkan lewat
berbagai outlet atau medium,” tandas Najwa dalam Nugra Jasadarma Pustaloka dan Gemilang Perpusnas RI 2019, “Apresiasi Bagi Pejuang Literasi”, Djakarta Theater, Jakarta, 5
September 2019.
Buku
memang menjadi salahsatu aspek penting dalam perpustakaan. Tapi yang lebih
esensial adalah peran insan pustaka yang akan selalu menghubungkan ide dan
orang-orang. Pustakawan bukan sekadar orang yang mencap buku keluar-masuk register.
“Pustakawan
tidak pernah hanya soal buku. Pustakawan itu soal manusia. Bagaimana
menghubungkan manusia dengan semesta informasi yang diperlukannya,” imbuh Nana, panggilan akrabnya.
Literasi Keuangan
Tahun
ini, tema besar Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah pustakawan
berkarya untuk meningkatkan kesejahteraan. Pertanyaan selanjutnya : mampukah pustakawan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
Nana
gulirkan salahsatu contoh persoalan nyata yang terjadi di depan mata yaitu soal
utang dan penipuan. Temuan Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menyebutkan, banyak
masyarakat terjerat utang bahkan penipuan akibat iming-iming laba berlipat-lipat
dan kemudahan pinjaman rentenir online karena
minimnya literasi keuangan.
Literasi
keuangan adalah pengetahuan, keahlian, dan keyakinan yang memengaruhi sikap dan
perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan
keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Selain
literasi secara umum, literasi keuangan juga masih menyisakan banyak pekerjaan
rumah. Begitu banyak informasi beredar di internet yang harus disikapi secara
hati-hati. Di sinilah pustakawan dapat mengambil peran menyediakan edukasi terkait literasi keuangan
yang dibutuhkan masyarakat. Dengan demikian, pustakawan akan senantiasa relevan
di manapun, kapanpun, dan dalam situasi apapun.
Literasi Pustaka Masuk Penilaian
Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin menyebutkan, literasi
pustaka akan masuk dalam penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP). Prestasi yang turut menentukan ganjaran penambahan dana insentif daerah.
“Para
kepala daerah dengan zona integritas predikat WBK/ WBBM (Wilayah Bebas
dari Korupsi/ Wilayah Birokrasi Bersih Melayani- red)-nya bagus, literasi pustaka, salahsatu yang akan kita masukkan
jadi indikator penilaian,” beber
MenpanRB.
Hadir
dalam perhelatan Gemilang Perpusnas 2019 Kepala Perpusnas RI Muhammad Syarif
Bando memberikan sambutan. Hadir juga segenap pemerintah daerah, di antaranya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Bupati Magelang
Zaenal Arifin, Bupati Enrekang Muslimin Bando, Wali Kota Padang Panjang Fadly
Amran, Kepala Dinas Perpustakaan, Duta Baca Nasional dan daerah, pegiat minat
baca dan literasi, organisasi profesi, dan mitra perpustakaan.
Nugra
Jasadarma Pustaloka adalah penghargaan
tertinggi yang dianugerahkan Perpustakaan Nasional RI kepada masyarakat yang memiliki
komitmen, kreatifitas, dan inovasi dalam menerjemahkan pengembangan dan
pelayanan perpustakaan, serta literasi dan minat baca di daerahnya.
Penerima
Nugra Jasadarma Pustaloka 2019:
A.
Buku Terbaik
•
Kategori Puisi
1.
Sosiawan Leak (Buku Sajak Hoax)
•
Kategori Bidang Pemilu
1.
Luky Sandra Amelia (Buku Evaluasi Pemilihan Presiden Langsung di Indonesia
•
Kategori Bidang Perdagangan Online
1.
Rakhmat Makmur (Buku Bisnis Online)
B.
Kategori Pustakawan Terbaik
Peringkat
I : Anda Putri Winata (Prov DI Yogyakarta)
Peringkat
II : Novita Dwi Anayati (Prov Jawa Timur)
Peringkat
III : Dian Arya Susanti (Prov Jawa Barat)
C.
Kategori Perpustakaan Desa/Kelurahan
Klaster
A
Peringkat
I : Perpustakaan Desa Sumber Ilmu
Desa
Balecatur, Kab. Sleman, DIY
Peringkat
II : Perpustakaan KUCICA (Aku Cinta Membaca)
Kel.
Tulakan, Kab. Jepara
Peringkat
III : Perpustakaan Rakyat Pagesangan
Kel.
Pagesangan, Kota Surabaya
•
Klaster B
Peringkat
I : Perpustakaan Nagari Koto Baru
Kab.
Pasaman Barat
Peringkat
II : Perpustakaan Sumber Ilmu
Desa
Marga Sakti, Kab. Musi Rawas
Peringkat
III : Perpustakaan Lestari
Desa
Bukit Peninjauan II, Kab. Seluma
•
Klaster C
Peringkat
I : Perpustakaan Desa Rempung
Kab.
Lombok Timur
Peringkat
II : Perpustakaan Monotunggulian
Desa
Mansamat, Kab. Banggai Kepulauan
Peringkat
III : Perpustakaan Kasih Ibu
Desa
Humuth, Kota Ambon
D.
Kategori Perpustakaan Sekolah (SMA/SMK/MA)
Peringkat
I : Perpustakaan SMK Labor Binaan FKIP UNRI, Pekanbaru (Riau)
Peringkat
II : Perpustakaan SMAN 1 Jetis, Kab Bantul (DI Yogyakarta)
Peringkat
III : Perpustakaan SMAN 5 Berau (Kalimantan Timur)
E. Kategori
Pejabat Publik
1.
Gubernur Bali, Dr. Ir. I Wayan Koster, MM
2.
Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil, ST, M.U.D
3.
Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, S.Sos, M.H
4.
Bupati Magelang, Zaenal Arifin, SIP
5.
Wali Kota Padang Panjang, Fadly Amran, BBA
6.
Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, SH, MM
F.
Kategori Tokoh Masyarakat
1.
Dr. Noviar Marlina Gunawan, Bunda Baca Kab. Musi Rawas (Sumatera Selatan)
2.
Hj. Percha Leanpuri, Duta Literasi Sumatera Selatan
G.
Kategori Masyarakat
1.
M. Fakhrul Roji, Motivator Literasi Indonesia (Pontianak, Kalimantan Barat)
2.
Rossy Nurhayati, Pejuang Literasi dan Penyintas Kanker (Ciamis, Jawa Barat)
3.
Basmawati Haris, Pegiat Literasi (Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan)
4.
Warini Widodo, Pejuang Literasi Komunitas Harapan (Kota Yogyakarta, DIY)
H.
Kategori Media Massa
1.
ANTARA Kalteng
I.
Kategori Jurnalis
1.
Royce Wijaya (Suara Merdeka, Semarang, Jawa Tengah)
J.
Kategori Pelestari Naskah
•
Lembaga
1.
Paseban Tri Panca Tunggal (Jawa Barat)
2.
Komunitas Pegon (Jawa Timur)
•
Perorangan
1.
Kms Andi Syarifuddin (Sumatera Selatan)
2.
Abu Bakar (Suttan Usul Adat) (Lampung)
3.
Adji Raden Mohammad Bahcrul Hadie, SH, MBA (Kalimantan Timur)
4.
Ida I Dewa Gde Catra (Bali)
5.
Almujazi Mulku Zahari (Sulawesi Tenggara)
6.
Eddy Pattisahusiwa (Raja Negeri Siri Sori Islam) (Maluku)
K.
Kategori Lomba Bercerita SD/MI
Peringkat
I : Sinna Resyadia (Aceh)
Peringkat
II : Abdul Aisy Abrisam (Jawa Timur)
Peringkat
III : Dhafin Favian Ashodiq (DI Yogyakarta)
L.
Kategori Lifetime Achievement
J.N.B
Tairas
Komentar
Posting Komentar