Jepang, Korea Selatan, dan Singapura
adalah contoh negara yang bisa maju tanpa mengandalkan sumber daya alam. Dengan segala keterbatasan, negara-negara
ini bisa muncul ke kancah dinamika global sebagai kekuatan baru.
Sumber Daya Terbatas
Singapura
dikenal sebagai negara yang memiliki indeks daya saing tinggi, yaitu menempati peringkat
1 di dunia. Luas negara yang hanya 720 kilometer persegi itu, kira-kira seperduapuluhnya
Manokwari Selatan atau seperlimanya Kabupaten Bogor.
Begitupun
Jepang. Pernah dilumpuhkan bom atom pada Perang Dunia II tidak
menghalangi lompatan besar kemajuan teknologi negeri sakura itu. Tidak diperhitungkan
sebelumnya di peta dunia, Korea Selatan kini menonjol di antara negara-negara
Asia. Tanya saja para anak gadis dan emak-emak soal K-Pop dan drama Korea. Dengan
antuasias mereka akan menerangkan budaya populer yang berhasil masuk ke ruang
tamu keluarga Indonesia.
Tiongkok
sudah menancapkan kuku hingga ke Afrika Selatan dan mendominasi proyek pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Belum lagi menyebut gelombang produk-produk made in cina yang membanjiri ceruk pasar
dunia terutama di tanah air. Maka pantas Amerika Serikat dan Eropa sebagai jagoan
lama kerap berjaga-jaga akan geliat kemajuan para oemain baru ini.
“Tidak
ada satu negara gagal dalam pembangunan disebabkan sumber daya alam terbatas. Seratus
persen kegagalan sebuah negara disebabkan keterbatasan sumber daya manusia,” ungkap
Syarif Bando saat berpidato dalam pembukaan Perpusnas RI Expo 2019 “Berbagi Pengetahuan Untuk Kesejahteraan”,
Gedung Perpusnas RI Medan Merdeka Selatan, Jakarta, 5 Agustus 2019.
Jadi
seluruh kemajuan yang dicapai negara-negara itu tak lain dan tak bukan adalah
berkat kontribusi sumber daya manusia. Kegiatan membaca disebut menjadi salahsatu pendukung proses pengalihan pengetahuan (transfer
of knowledge) yang efektif
membekali tiap individu. Pengalihan sumber pengetahuan dari teori ke praktek meraih
kemahiran berimbas pada kekuatan kolektif yang menopang kemajuan suatu negara.
Membaca,
lanjut Syarif, menjadi jalan utama yang meletakkan pondasi pembangunan sumber
daya manusia. Kita boleh saja memiliki gelar panjang, tapi tanpa mempunyai
gairah membaca, semua hanya menjadi titel semu minim pembuktian.
Maka,
sebagai penyedia informasi terlengkap, perpustakaan dituntut bertranformasi merespon pekembangan zaman dan
kebutuhan pembaca modern. Pada abad 17, sumber informasi masih berkutat
pada manuskrip-manuskrip tentang mitos, legenda dan pusaka.
Pada
abad 18, masyarakat Eropa sudah mulai mendefinisikan perpustakaan yang dikelola
dengan collection management. Memasuki
abad 19, orang mulai bicara pengalihan pengetahuan melengkapi manajemen koleksi bacaan. Pada abad 20, perpustakaan memfasilitasi
pengalihan pengetahuan ke berbagai disiplin ilmu menyongsong revolusi industri
4.0.
Prangko Naskah Kuno Nusantara
Perpustakaan menjadi wahana aktivitas masyarakat berpengetahuan bersinergi dan saling berinteraksi. Sehingga, tidak hanya bahas manajemen
koleksi, yang penting bagaimana dari insiatif-inisiatif insan pustaka bersama masyarakat mampu mengubah penerima manfaat
pengetahuan menggapai kesejahteraan. Sesuai tema besar Ekspo Perpusnas tahun ini. Untuk itu,
butuh peran pustakawan-pustakawan, para pendidik, orang tua, tokoh, dan siapa saja yang
mendapat mandat untuk mengembangkan perpustakaan.
Kendati
demikian, manuskrip kuno sebagai warisan bangsa dapat dikemas kembali menjadi simbol semangat baru dalam upaya menghadirkan pengalihan pengetahuan. Karena itulah, pembukaan
Perpusnas Expo 2019 ditandai peluncurkan 4 Prangko Naskah Kuno Nusantara.
Naskah tersebut adalah La Galigo (tahun 2011), Babad Diponegoro dan
Nagarakretagama (2013), serta Cerita Panji (2017). Empat Naskah Kuno Nusantara
ini tercatat sebagai Memory of the World/ Ingatan Kolektif Dunia dari UNESCO.
Peluncuran
prangko berdesain manuskrip kuno nusantara merupakan kerjasama Perpusnas RI bareng
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Perusahaan Umum Percetakan Uang
Republik Indonesia (Perum Peruri), dan PT Pos Indonesia. Peluncuran resmi prangko ini
menandai pembukaan Perpusnas Expo 2019 yang berlangsung pada 5 - 22 September
2019.
Pembukaan Perpusnas Expo 2019 juga dirangkai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Perpusnas RI dan segenap Mitra Kerja. MoU ditandatangani Perpusnas bersama masing-masing instansi dan perguruan tinggi: Kemenkumham, BPSDM Kemenkumham, Institut Pendidikan Indonesia Garut, STAIN Sultan Abdurrahman Kepri, STIKES Muhammadiyah Klaten, STT Ekumene, Universitas Malikulsaleh, Universitas Muhammadiyah Semarang, dan Politeknik Negeri Media Kreatif.
Pejabat
yang hadir dalam pembukaan antara lain Sekretaris Utama Perpusnas RI Sri Sumekar,
Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Ofy Sofiana, Deputi
Bidang Pemgembangan Sumber Daya Pperpustakaan Woro Titi Haryanti, Kasubdit Prangko
dan Filateli Kementerian Informatika dan Komunikasi RI Eko Wahyuwanto, Kepala Regional
4 Jakarta PT Pos Indonesia Oni Hadiono, Kepala Ombudsman RI Amzuliyan Rivai, dan
Perwakilan Kemnertian Hukum dan Ham RI Min Kusien.
Komentar
Posting Komentar