Sejak diresmikan Presiden RI Joko Widodo
pada 14 September 2017, Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas
RI) mendongkrak jumlah kunjungan masyarakat. Sekitar 800 orang kunjungan dalam
sehari; 500 orang onsite (datang langsung), dan sekitar 200- 300 online.
Bila ada acara di Perpusnas, kunjungan langsung bisa lebih ramai lagi.
Vlog Buku
Perpustakaan nasional tertinggi di dunia
(126,3 meter) ini kerap menggelar kegiatan-kegiatan literasi. Di 2019, saya
sudah mengikuti beberapa kali event di gedung modern yang
memiliki 27 lantai, termasuk tiga lantai parkir bawah tanah.
Jika menelusuri Instagram, dan menyeleksi tagar perpusnas, kita akan dapati
antusias para warganet mengabadikan momen di perpustakaan yang berlokasi di
Medan Merdeka Selatan ini. Salahsatunya, rekan saya, seorang pegiat
literasi Kiki Handriyani. Pemilik akun kikihand ini
konsisten mengunggah konten literasi wabilkhusus kegiatan Perpusnas.
Pendiri Komunitas Blogger Mungil (BloMil) ini sering menyisipkan konten media
sosial berupa video selain foto. Pendiri NILACARE Charity ini memang sedang
menekuni salahsatu genre vlog yang sedang tren yakni video ulasan buku atau
populer disebut bookvlog.
Fitur IG TV dan instastory Instagram memberi pilihan bagi
pengguna untuk mengunggah konten audio visual. Video dengan berbagai tema makin
marak menjadi konten dan sering kita temukan di lini masa. Selain itu, profesi
youtuber juga sedang memikat anak milenial bahkan generasi Y dan Z. Keahlian
vlog pun menjadi primadona baru bagi pengguna media sosial.
Vlog Tema Nuklir
Merespon kebutuhan masyarakat akan
literasi digital, salahsatunya vlogging, Perpusnas RI
menyelenggarakan Workshop Pemanfaatan Layanan & Sumber Daya
Perpusnas oleh Kementerian/ Lembaga Mitra Kerjasama, Rabu 23 Oktober 2019,
Millennium Hotel Kebon Sirih, Jakarta.
Perpusnas adalah lembaga pemerintah
nonkementerian yang bertugas membantu Pemerintah dalam penyelenggaraan
perpustakaan dan menjalankan fungsinya. UU No. 43 Tahun 2007 sebutkan fungsi perpustakaan
sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi
untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.
Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan pendirian negara untuk mencapai tujuan
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Dalam mewujudkan fungsi perpustakaan dan dua hal pertama tujuan
pendirian negara, Perpusnas menganggap perlu turut memberikan literasi digital kepada
masyarakat. Kepala Bidang Layanan Umum Perpusnas Luthfiati Makarim sampaikan
hal tersebut dalam sambutan sekaligus membuka secara resmi workshop vlog.
“Makin relevan di era digital ini, Perpusnas perlu mengadakan berbagai kegiatan
memajukan, menginformasikan, memberikan literasi digital kepada masyarakat
sebagai bagian dari literasi informasi,” sebut Ibu Ilus, sapaan akrabnya.
Workshop menghadirkan narasumber Pegiat Vlog dan Diplomat Kemenlu RI Ismail
Fahmi, serta Jurnalis dan Pendiri Mojonesia Riki Dhanu, bersama moderator Dosen
Universitas Multimedia Nusantara Agus Kustiwa. Para pembicara membedah segala
tahapan membuat konten video dengan hanya bermodal ponsel mulai dari pra
produksi, produksi, hingga post produksi.
Ismail Fahmi dikenal sebagai mantan reporter dan kini youtuber dengan
ribuan subscribers, di sela rutinitas utama sebagai Aparatur
Sipil Negara (ASN). Riki Dhanu adalah praktisi jurnalisme seluler (mobile
journalism). Karya reportase paling anyar dia adalah saat demo di Bawaslu
dan demo mahasiswa di depan gedung DPR beberapa waktu lalu.
Selain pengguna personal, lembaga dan institusi juga mulai melirik potensi vlog
untuk membangun kesadaran jenama (brand awarness) lewat media sosial
berupa konten video. Salahsatu peserta, pustakawan dari Badan Tenaga Nuklir
Nasional (BATAN) Nuraida bertanya bagaimana cara membuat konten video yang
viral seputar nuklir.
Ismail Fahmi bagikan tips soal visual yang harus menarik, terutama dalam
memotret hal yang selama ini masyarakat masih awam soal nuklir.
“Batan menarik karena nuklir sangat restriksi. Saya bayangkan, apakah bisa,
bikin vlog ke reaktor nuklir. Kita diajak ke dalam, kayak gimana ‘jeroan’
Batan. Karena begitu terbatas untuk masuk, curious orang
muncul,” beber Fahmi.
Ibu Ilus tuturkan, selain workshop, Perpusnas juga melakukan
sosialisasi ke daerah-daerah perihal layanan perpustakan berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pada 2019, Perpusnas sudah
sosialisasi ke sekitar 16 titik di seluruh daerah di tingkat provinsi sebagai
ikhtiar mewujudkan Indonesia maju dan SDM unggul.
Komentar
Posting Komentar