Hampir dipastikan, setelah lulus kuliah,
kaum milenial menyodorkan surat lamaran ke perusahaan-perusahaan besar. Bekerja di perusahaan bonafid tentu idaman semua orang. Siapa yang
tidak mau memperoleh gaji besar, tunjangan lengkap, bonus menggiurkan, dan
sederat fasilitas lainya.
Kesempatan Belajar
Tapi
bagaimana jika saya katakan pola pikir demikian sudah usang. Selain makin kecil
peluang diterima bekerja, mengingat banyak pelamar berpikiran sama dengan kamu,
bekerja di perusahaan besar tidak akan memberi kesempatan milenial untuk
berkembang. Penulis sotoy, ah. Kata
siapa? Tahu dari mana?
Alih-alih
berbondong mendatangi perusahaan besar, lebih baik mengajukan diri untuk
bekerja di perusahaan kecil. Selain lebih besar peluang diterima, kita akan
memperoleh banyak manfaat dengan berkarya di perusahaan yang sedang merintis dan
berkembang. Kita jadi punya banyak kesempatan
untuk belajar.
“Cari
perusahaan kecil, karena masuk ke perusahaan kecil kamu tahu apa goals perusahaan itu. Kamu belajar langsung
dari perusahaan itu,” ungkap persona serba bisa Deddy Corbuzier dalam
peluncuran buku “Millennial Power, Rahasia Milenial Kaya dan Mandiri”, Sabtu 8 Februari 2020, Gramedia
Matraman, Jakarta.
Menurut
mentalist yang beralih jadi youtuber
ini, perusahaan kecil memungkinkan kita bisa langsung berinteraksi dengan orang-orang
penting yang notabene adalah pemilik perusahaan tersebut. Berbeda dengan
bekerja di perusahaan besar di mana kita bahkan tidak kenal direkturnya. Jangankan
sempat ngobrol, foto bareng saja belum tentu bisa, dan bila bertemu pun kamu
sungkan menyapa.
Tapi
kalau bekerja di perusahaan kecil, kita bisa belajar langsung dari kepalanya
dan apa saja tujuan perusahaan itu. Deddy Corbuzier lalu menyontohkan tim
Youtube channel-nya yang berjumlah 5 orang.
“Saya
yakin tim saya akan belajar lebih banyak dibandingkan bekerja di televisi besar. Kalau
tim kecil, mereka serabutan, belajar, bahkan tahu dapat berapa, uangnya dari
mana,” beber penerima Penghargaan Merlin dari International Magician Society.
Peluncuran
buku Millenial Power merupakan karya kolaborasi Deddy Corbuzier bersama entrepreneur
sukses Erik ten Have. Acara peluncuran buku dirangkai talkshow dan mini
workshop di mana Deddy Corbuzier dan Erik ten Have membeberkan rahasia untuk
menjadi kaya bagi generasi milenial. Salah satu tipsnya dengan mengenali mana yang passion dan mana yang sekadar hobi. Lalu langkah apa yang dilakukan selanjutnya dalam rangka "follow your passion".
Jebakan Gaya HIdup
Erik ten Have melengkapi dengan memberikan tips dasar mengelola
keuangan bagi milenial yang terkenal konsumtif. Pendiri platform Millennial Power ini menawarkan konsep
Parkinson’s Law di mana penghasilan harus selalu diupayakan lebih besar dari
pengeluaran. Salah satunya dengan mengenali apa saja jenis-jenis pengeluaran
yang tidak perlu dan tergolong pemborosan yang biasanya bersifat gaya hidup.
Sepakat
dengan Erik, Deddy mengingatkan akan jebakan-jebakan gaya hidup di antaranya shopping demi memuaskan keinginan, hingga
harus berurusan dengan kartu kredit. Deddy lantas menyampaikan wejangan yang mirip kutipan dari novel Fight Club (1996) karangan Chuck Palahniuk: “We
buy things we don’t need, with money we don’t have, to impress people we don't
like”.
“Kadang kita pakai baju bukan karena kita nyaman, karena kita mau dilihat sama orang. To impress people we don't know, with money we don't have. Berapa banyak
orang belanja menggunakan kartu kredit,” tandas pencetus Obsessive Corbuzier
Diet (OCD).
Buku
“Millennial Power, Rahasia Milenial Kaya dan Mandiri” terdiri dari 9 bab dengan
tebal 224 halaman. Tiap bab berisi uraian khas
Deddy Corbuzier yang selalu gritty,
menggugah, menantang kemapanan, dan antitesis dari banyak pola pikir yang kita
yakini sebelumnya. Tulisan dijahit rapi dan runtut oleh Erik ten Have yang biasa
menangani konten motivasi, kelas online, seminar, pelatihan karyawan perusahaan
dan podcast. Bab menarik dari buku terbitan Bhuana Ilmu Populer ini di antaranya mempertanyakan pentingnya sekolah, bagaimana meyakinkan orang tua akan passion yang kita pilih, hingga menyusun rencana hidup.
Komentar
Posting Komentar