Menukil Startup Rangking per 21
Maret 2019, jumlah perusahaan rintisan berbasis teknologi di Indonesia mencapai
2.074. Angka ini memosisikan Indonesia sebagai negara ke-5 dengan bisnis
rintisan digital terbanyak di dunia. Apakah banyak startup seiring dengan marak pendanaannya?
Investor Lirik Ritel
Tren menunjukkan, jumlah startup bertambah, namun dari segi pendanaannya berkurang. Identifikasi
terkait investasi yang sepi untuk startup
itu lumrah mengemuka. Terutama kalau kita melihat pendanaan lebih masif kepada sejumlah startup berpredikat Unicorn dan Decacorn.
Menurut
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kondisi tersebut terjadi
karena banyak investor melirik bisnis
rintisan jenis tertentu yang sedang booming, yakni makanan dan minuman. Banyak
modal ventura yang fokus ke ritel.
“Ada tren kawan-kawan venture capital tidak hanya fokus di startup teknologi. Banyak sekali investor berminat di food, coffee chain. Menurut saya, itu kondisi yang bagus. Ini penting untuk rantai nilai,” ungkap Deputi
Industri dan Investasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Fadjar Hutomo dalam Zurich Innovation
Championship Super Day, Selasa 18
Februari 2020, GoWork Pacific Place SCBD, Jakarta.
Fadjar
memaparkan, rantai nilai merupakan rangkaian fase dalam pendanaan bagi perusahaan
rintisan digital. Startup lahir dari
ide, kemudian dieksekusi dan beranjak ke fase seed. Di tahap awal ini, usaha rintisan berada dalam area yang dikenal
dalam dunia startup sebagai valley of death (lembah kematian). Kondisi di mana suatu usaha rintisan digital sedang gigih bertahan.
Fadjar
pastikan, tidak ada investor yang berminat masuk mendanai startup yang sedang berjibaku di “lembah kematian”. Maka di fase inilah
Pemerintah mengambil peran mengembangkan perusahaan rintisan tanah air.
“Saya
pastikan, modal ventura tidak mau masuk, apalagi yang belum ada traction -nya. Maka yang harus masuk di
situ adalah government dan filantropi,”
sebut CEO dan Founder ADN Financial.
Bapak
Deputi melanjutkan, Pemerintah memiliki dua skema pendanaan untuk startup yakni program Bantuan Insentif
Pemerintah (BIP) oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan program Perusahaan
Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) oleh Kementerian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Seiring
waktu, ketika startup makin bertumbuh
dalam perjalanan rantai nilai, masuklah venture capital, impact investor, social investor, dan venture filantropy. Naik level lagi, masuk commercial venture capital dengan tahapan
jenis pendanaan yaitu Series A Round (Putaran Seri A) dan Series B Round
(Putaran Seri B).
Di fase
akhir, startup siap melantai. Indonesian Stock Exchange menyediakan 2 platform bagi startup yang layak melantai di pasar
modal. Papan Akselerasi untuk usaha rintisan skala kecil dan Papan Pengembangan
untuk startup skala besar dengan saham-saham besar juga. Saat ini sudah ada
sekitar 5 startup di Papan Pengembangan
dan 1 startup di Papan Akselerasi.
dok. Zurich Indonesia |
Zurich Innovation Championship
Zurich
Innovation Championship Super Day juga menghadirkan Zurich Underwriting Hassan
Karim. Hasan memaparkan, Zurich Innovation Championship adalah wadah bagi
wirausahawan dan startup yang
memiliki solusi untuk memecahkan masalah aktual. Zurich membuka peluang dari dampak
kemajuan teknologi dan pertumbuhan populasi untuk pelayanan pelanggan dan
komunitas yang lebih baik.
Zurich
Innovation Championship merupakan kompetisi global tahunan yang menyaring lebih
dari 1300 usaha rintisan dari seluruh dunia untuk memperoleh kesempatan
pendanaan dari Zurich. Jumlah usaha rintisan digital dari seluruh dunia yang mengikuti
kompetisi ini naik tiga kali lipat dibanding jumlah partisipan di kompetisi perdananya.
Zurich Innovation Championship tahun kedua ini mengangkat tema “Protecting the
Next Generation”.
Para kontestan berkompetisi melalui tiga putaran seleksi: tingkat negara, regional, dan global. Dewan juri Zurich Innovation Championship tingkat negara terdiri dari Zurich Underwriting Hassan Karim, Regional Head of strategy Zurich Asia Pacific David Fike, Chief Operator Officer Zurich Topaz Life Ashvin Uttamsingh, Executive Director of Northstar Group Hengky Prihatna, dan Managing Director Endeavor Indonesia Wayah Wiroto.
Telah terseleksi 11 kontestan startup dari seluruh dunia (Indonesia, Singapura, Hongkong, Inggris, Amerika Serikat) di mana 4 di antaranya adalah perusahaan rintisan dari tanah air. Kontestan asal Indonesia yakni Atma Connect, Medi-Call, Riliv, dan Bindcover.
Telah terseleksi 11 kontestan startup dari seluruh dunia (Indonesia, Singapura, Hongkong, Inggris, Amerika Serikat) di mana 4 di antaranya adalah perusahaan rintisan dari tanah air. Kontestan asal Indonesia yakni Atma Connect, Medi-Call, Riliv, dan Bindcover.
Hasil penjurian mengumumkan AtmaGo sebagai startup Indonesia yang akan berkompetisi di seleksi regional pada Juni 2020. AtmaGo adalah aplikasi dari Atma Connect yang telah di-download 5 juta kali. Atma Connect menciptakan solusi yang melibatkan pangsa pasar baru dalam manajemen risiko secara menyeluruh, membangun kepercayaan dan mempunyai nilai istimewa bagi pelanggan dan perusahaan asuransi.