|
dok. ACP |
Bekerja di negeri orang, tak melupakan negeri tercinta. Komunitas TKW Indonesia di Hongkong, Anggun Cinta
Perdana (ACP), sekali lagi menunjukkan kepedulian
terhadap sesama, wabilkhusus terhadap saudara-saudara kita di tanah air. Di bulan suci ramadan
tahun ini, ACP berkontribusi dalam gerakan Nilacare.
Anggun Cinta Perdana
Meski
pertamakali terlibat secara komunitas dalam program sedekah jumat Nilacare, mendukung Nilacare bukan hal baru bagi komunitas ini. Tercatat, anggota komunitas muslimah pekerja di
negeri mutiara dari timur ini kerap berkontribusi secara pribadi, mendukung kegiatan donasi untuk para pekerja informal lainnya.
Di
tengah pandemi yang global mendera seluruh dunia, di mana tiap
individu terpaksa mengetatkan ikat pinggang, Anggun Cinta Perdana tetap
menunjukkan dukungan bagi kegiatan kedermawanan. Salahsatunya dengan
berpartisipasi dalam program sedekah jumat Nilacare.
Anggota
Anggun Cinta Perdana Ejah Suryatna sampaikan, memberi tidak mesti menunggu kita
berkemampuan finansial tinggi. Mari kita senantiasa meraih rida Allah lewat kepedulian terhadap sesama.
“Tak
perlu menunggu kaya untuk berbagi. Cintai saudaramu agar cinta dan kasih sayang
Allah selalu menyertaimu,” tuturnya.
Pernyataan
perwakilan dari Anggun Cinta Perdana mengingatkan kita akan salah satu hadis
yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam sahih-nya Kitab Al Imam, Bab
Min Al Iman An Yuhibba Liakhihi Ma Yuhibbu Linafsih, no. 13, dan Imam
Muslim dalam shahih-nya, kitab Al Iman An Yuhibba Liakhihi Al Muslim Ma Yuhibbu
Linafsih Min Al Khair, no. 45.
Dari
Abu Hazah Anas bin Malik. Khadim Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi
Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata “Tidaklah seorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk
dirinya”.
Jadi
mencintai saudara seiman berkaitan dengan upaya menggapai kesempurnaan iman. Adalah
anak-anak binaan Bank BRI Remittance Hongkong yang membentuk Komunitas
bernama Anggun Cinta Perdana. Meski sebagian anggota sudah pulang ke tanah air,
ACP tetap solid berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan. Bersinergi dengan Nilacare,
salahsatunya.
|
dok. Nilacare |
Berbagi di Terminal Kampung Rambutan
Pada
Jumat 24 April 2020, Nilacare kembali turun membagikan nasi jumat di Terminal
Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Ada yang istimewa di edisi nasi jumat di awal Ramadan 1441 H.
Selain mendapat dukungan relawan muda Aldo dan Teguh, ibu-ibu militan dikawal segenap awak media. Addo, Hidayat dan Ganes dari
jakartainsight.com, prosatu.com, dan jakartainframe.com. Para pemberi kabar
denyut ibukota ini turut membagikan nasi bungkus dan donasi untuk para supir angkot dan
warga sekitar.
Seperti
biasa, selalu ada kisah haru yang
dibawa pulang Nilacare usai membagikan donasi. Cerita supir angkot yang belum
pulang berhari-hari karena belum dapat uang.
Curhatan mereka yang hanya mengantongi 20 ribu rupiah sehari tapi tetap harus
setor ke pemilik mobil. Suara-suara yang masih mengikuti pendiri Nilacare Kiki Handriyani sebelum tidur. Megingatkan untuk senantiasa bersyukur dan bertekad
untuk lebih memberi lagi keesokan hari.
|
dok. Nilacare |
Nilacare
adalah kegiatan filantropi yang berdiri pada 2015. Bermula dari keinginan
berbagi terhadap sesama, Kiki merogoh kocek pribadi menginisasi kegiatan
pembagian nasi jumat, atas usul sang adik, Riri Nilawati. Namanya pun
diabadikan di NILACARE. Lewat tangan dingin ibunda di dapur dibantu tetangga, terkemaslah
berpaket-paket menu nasi lengkap dengan lauk pauk yang siap diedarkan.
Naluri
kewartawanan membuat Kiki kerap mendokumentasi tiap kegiatan Nilacare turun di
lapangan. Niatnya satu, sebagai medium dakwah. Terbukti foto-foto humanisnya
berhasil menggugah kawan-kawan di dunia maya untuk turut berkontribusi. Bagi
yang berteman di facebook dengan Kiki, sudah biasa dengan update Ibu dari dua anak perempuan ini di lini masa. Ada foto perempuan mungil di bawah matahari membawa berbungkus-bungkus nasi di jok motor
yang dikerumuni pemulung, sopir, kuli kasar, dan pekerja informal lainnya. Tak
jarang Kiki mengajak ibu dan dua anak perempuannya usia sekolah dasar. Ia juga
mendapat bantuan dari anak-anak muda yang bersimpati dengan kegiatannya.
Karakter
Nilacare yang turun ke lapangan, menelusuri pinggiran
ibukota dan berinteraksi dengan para penerima donasi, menyentuh
perhatian warganet yang tergerak berpartisipasi. Program ini terus bergulir
dengan makin banyak pihak mempercayakan amanah ke Nilacare. Tak sebatas nasi bungkus, donasi bervariasi dalam bentuk pakaian layak pakai, alat sekolah, dll. Sempat
menyelamatkan empat bersaudara yang nyaris putus sekolah, Nilacare berkomitmen ke depan untuk juga fokus pada program
orang tua asuh.