Featured Post

Sepuluh Keterampilan Komunikasi dan Bahasa ala Ivan Lanin

 

keterampilan komunikasi dan bahasa

Memiliki anak lelaki yang duduk di bangku sekolah Kelas I SMU, membuat Pendiri Narabahasa Ivan Lanin perlu merumuskan 10 keterampilan komunikasi dan bahasa untuk generasi muda.  Generasi Z dan Y harus dapat menguasai serangkaian skill ini jika ingin berhasil mengakses sumber-sumber ilmu pengetahuan terutama di ekosistem digital. Apa sajakah kesepuluh tips tersebut?


Agar Tidak Gampang Ngegas!

Uda Ivan, sapaan akrabnya, menyampaikan makalah bertajuk “Keterampilan komunikasi dan bahasa untuk Generasi Z”, pada Seminar Nasional “Bahasa Indonesia dan Generasi Z”, Prodi Sastra Indonesia, UIN Sunan Ampel Surabaya, via Zoom Meeting, 19 Oktober 2020.

Dalam salahsatu uraiannya, Wikipediawan ini menyarikan buku karangan Thill & Bovie berjudul “Excellence in Business and Communication” (2017) mengenai sepuluh kecakapan atau literasi digital yang harus dikuasai khususnya oleh generasi Z dan Y yang lebih akrab dengan dunia digital. Berikut rangkuman pemaparan tersebut.
 

SEPULUH KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN BAHASA


1. Mengenali kebutuhan informasi

Google menjadi rujukan utama untuk kita mencari sumber informasi. Namun saking berlimpahnya informasi, membuat kita harus pintar memilah informasi yang sesuai kebutuhan.  Apalagi kita masih terkendala menentukan kata kunci yang tepat untuk informasi yang dibutuhkan. Gejala ini timbul di media sosial terutama di Twitter di mana orang lebih memilih langsung bertanya ketimbang mencari jawabannya lebih dulu di Google. Ada dua dugaan mengapa mereka melakukan hal tersebut. Bisa jadi karena mereka malas mencari kesulitan menentukan kata kunci .  

2. Mengatur informasi dan ide dengan logis dan lengkap

Setelah informasi didapat, kita harus menyusun hasil pengumpulan pengetahuan itu. Kita harus bisa melihat rumpang-rumpang apa yang muncul untuk selanjutnya dicari informasi tambahan yang lebih lengkap.

Contoh kasus, Uda Ivan  kerap menemukan kendala sama di penulisan tesis mahasiwa yang dibimbingnya. Masalah yang sebenarnya mudah dicari solusi dengan mengetikkan kata kunci yang tepat di internet. Tampaknya mereka tidak berhasil menandai mana informasi yang sudah diperoleh, dan mana informasi yang belum ditemukan untuk dicari lebih lanjut   

3. Menyampaikan ide dengan koheren dan lengkap

Langkah selanjutnya adalah bagaimana menggabungkan kedua langkah di atas untuk informasi yang diperoleh itu bisa digabungkan menjadi suatu rangkaian wacana utuh, persuasif, dan koheren.        

4. Menyimak orang lain dengan aktif

Di era di mana aspek individualisme makin besar, keinginan mendengar pendapat orang lain dengan saksama sebelum mengutarakan pendapat sendiri itu makin rendah. Kita cenderung lebih memperhatikan urusan sendiri. Maka keterampilan ini harus lebih diperhatikan dan dibiasakan. 

5. Berkomunikasi dengan berbagai kalangan orang

Imbas dari perluasan konektivitas internet memudahkan kita bertemu dengan orang dari berbagai latar belakang. Keterampilan seseorang beradaptasi dengan pelbagai individu yang memiliki sudut pandang dan asumsi berbeda-beda ini menempatkan kita sebagai pribadi yang cakap dan supel. 

6. Memakai teknologi kemunikasi dengan efektif dan efisien

Hampir semua aktivitas kita lakukan melalui gawai. Dulu kalau mau buka kamus, kita harus mengambil kamus tebal. Sekarang mau mendengarkan musik, menonton film, menulis surat, bahkan membaca, semua dilakukan dari satu alat saja yaitu ponsel cerdas. Namun kita juga harus berhati-hati dengan memperlakukan gawai sebatas alat yang membantu, bukan menjadi sesuatu yang mengendalikan hidup kita.

Uda Ivan mengaku pernah ditegur mertua karena terus repot memeriksa ponsel ketika sedang duduk bercengkerama dengan beliau. Jadilah menguatkan pemeo populer yakni “ponsel mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat”.  Maka uda Ivan mengajak kita menggunakan gawai sesuai harkatnya hingga tidak mendominasi kehidupan.

7. Menggunakan bahasa dengan baik dan benar

Kepintaran tenggelam tanpa keterampilan bahasa. Kedunguan gemerlap berkat kepiawaian bahasa. Demikian cuit Uda Ivan di akun twitternya. Apapun profesi kita, menurut hemat penulis, ada baiknya generasi muda juga rajin mengunjungi situs dan kanal media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Badan Bahasa punya tagline  nan masyhur: Utamakan bahasa Indonesia, kuasai bahasa asing, lestarikan bahasa daerah. 

8. Berkomunikasi secara beradab dan etis

Keberadaan internet membuat orang memiliki sarana untuk menyembunyikan muka. Dulu, kita mesti bertatap muka dengan orang secara langsung kalau ingin berbicara. Ketika sedang ngobrol, akan sangat musykil untuk seseorang langsung menolak atau mengkritik kawan bicara. Kemungkinan besar kita akan mencoba mencari jalan tengah, menyampaikan dengan cara yang lebih santun dan baik.

Tapi sekarang, apa yang terjadi di media sosial khususnya, dan internet secara umum, orang-orang tidak berpikir ketika menyampaikan pendapat, karena mereka tidak melihat muka lawan bicara. Maka, kemampuan berkomunikasi secara beradab juga selayaknya kita terapkan di dunia maya.      

9. Mengelola waktu dan sumber daya dengan bijak

Kelebihan kaum muda adalah punya banyak waktu. Namun, gangguan yang mengalihkan fokus mengintai Generasi Z  , di tengah kesibukan mereka yang makin banyak. Jadi, kawula muda harus mampu menentukan skala prioritas dalam menjalankan aktivitas dengan waktu yang mereka miliki. 

10. Berpikir kritis untuk mengevaluasi dan menyimpulkan

Di tengah makin maraknya berita palsu atau hoaks, generasi mendatang dituntut mahir berpikir  kritis untuk mengevaluasi informasi yang didapatkan untuk kemudian menyimpulkan. Jadi tidak hanya membaca infromasi secara sepotong, lalu sontak ngegas, istilah anak sekarang. Padahal, kalau kita mau membaca saksama apa yang ditulis, dan melakukan rujuk silang, respons demikian tidak akan terjadi.

Uda Ivan sampaikan, gaya kepemimpinan dan pengasuhan yang cocok untuk Generasi Z bukan dengan mengatur atau perintah tapi memberi teladan. Orang tua, dan guru mendidik serta mengajar dengan memberi motivasi dan semangat, menyampaikan kisah inspiratif lewat analogi, serta mencontohkan lewat perbuatan. Maka, menurut hemat penulis, demi keberhasilan tujuan pendidikan, setidaknya kesepuluh keterampilan komunikasi dan bahasa ini sudah kita terapkan lebih dulu.  

Komentar

Artikel Populer

Perbedaan Antara Past Perfect dengan Present Perfect