Featured Post

Vaksin Nusantara Bukan Vaksin

youtube streaming ruang publik kbr

Saat ini total tersedia 9 jenis vaksin di Indonesia, yakni Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinopharm, serta yang paling baru; Janssen, dan Convidecia. Semua mengantongi izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).  



Masih Menunggu

Banyak pilihan jenis vaksin. Kita makin mudah memilih dengan pertimbangan masing-masing. Kendati demikian, masih ada masyarakat yang menunggu kehadiran Vaksin Nusantara.  Oh, iya. Apa kabar Vaksin Nusantara? 

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan RI  dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid mengatakan, soal Vaksin Nusantara, pihaknya masih menunggu hasil resmi dari para peneliti yang terlibat dalam program tersebut  

“Kami sebenarnya menunggu hasil penelitian yang dilakukan teman-teman. Saat ini dikerjakan, kalau tidak salah, di Rumah Sakit Gatot Subroto. Mungkin kita tunggu saja lebih lanjut, secara resmi bagaimana hasil dari Vaksin Nusantara,” ungkapnya dalam Talkshow Ruang Publik KBR “Efektivitas Jenis Vaksin yang Digunakan di Indonesia”, Kanal Youtube Berita KBR, Rabu 15 September 2021.

Menurut narasumber berikutnya, pakar vaksin dr. Julitasari Sundoro MSc, MPH, apa yang disebut Vaksin Nusantara itu bukan vaksin, melainkan layanan atau pemberian terapi.   

“Kita harus klarifikasi bahwa Vaksin Nusantara itu bukan vaksin. Tapi itu adalah pemberian terapi. Jadi bukan vaksin. Kalau vaksin mengalami uji pra klinis, uji klinis, dan sebagainya,” beber dia. 

Namun dr. Juli menambahkan, bahwa dirinya tidak menentang hal-hal yang inovatif, kalau memang berhasil dengan baik. Ia menegaskan, semua jenis vaksin sama baiknya yakni untuk memperkuat imunitas. Kalau menunda-nunda, menunggu, atau memilih-milih vaksin, akan berbahaya, karena berisiko tertular virus dan menyebarkan ke keluarga.  


  

Anak-anak dan Ibu Hamil   

Kemudian bergulir pertanyaan yang sering diajukan masyarakat, di antaranya perihal keamanan vaksin bagi orang dengan penyakit penyerta atau komorbid. Bagaimana dengan orang yang sedang menjalankan terapi tiroid, misalnya. Sedangkan aktivitas di luar mensyaratkan tiap individu harus memiliki kartu atau sertifikat vaksin.

dr. Nadia memaparkan,  vaksin yang diberikan sangat aman. Bahkan orang dengan  penyakit bawaan yang terkendali atau punya tekanan darah tinggi, pada saat pemeriksaan di bawah 180 masih bisa divaksin. Peserta vaksin yang punya penyakit jantung, dan asma, selama tidak dalam serangan, misal keringat dingin, itu bisa dilakukan vaksinasi. 

Tapi memang, diakui dr. Nadia, ada kondisi-kondisi tertentu, misal orang dengan kelainan imunitas, sedang dalam keadaan akut atau serangan, atau sedang mengonsumsi obat tertentu. Bagi orang dengan keadaan demikian, vaksinasinya bisa ditunda.  

Kalau rekan pembaca yang budiman termasuk di kondisi tersebut, perlu perhatikan saran dr. Nadia. Pertama, Anda harus mendapatkan surat keterangan dari dokter yang menangani dan merawat Anda selama ini. Surat yang menerangkan bahwa Anda tidak layak atau harus menunda vaksin. 

Kedua, berbekal surat keterangan tersebut, kita melapor ke sentra vaksinasi atau puskesmas agar terintegrasi ke PeduliLindungi. Situs atau aplikasi ini akan mencatat Anda sebagai orang yang belum bisa divaksin atau tertunda vaksinasi. Dengan demikian, masyarakat yang belum bisa divaksin karena alasan khusus itu masih bisa melakukan aktivitas di luar dengan aplikasi PeduliLindungi.    

Pertanyaan populer berikutnya adalah apakah anak-anak serta ibu hamil aman divaksin? dr. Nadia menjelaskan, aspek keamanan vaksin terkait hasil kajian ilmiah yang dilakukan masing-masing jenis vaksin. Sinovac, Sinopharm, dan Pfizer disebut aman bagi anak usia 12 tahun ke atas, karena vaksin-vaksin itu sudah menerbitkan hasil uji klinisnya. Begitupun halnya keamanan bagi ibu hamil.

“Begitu  juga dengan vaksin kepada ibu hamil. Mengapa juga sama, hanya platform yang virus dimatikan, dan mRNA, karena data dari hasil uji klinis yang diberikan kepada ibu hamil, dari sisi keamanannya adalah jenis vaksin ini,” pungkasnya.   

KBR (Kantor Berita Radio) menyediakan konten berita berbasis jurnalisme independen sejak 1999. Didukung reporter dan kontributor terbaik di berbagai kota di tanah air dan Asia, produk KBR digunakan lebih dari 500 radio di Nusantara dan 200 radio di Asia dan Australia. 


Komentar

Artikel Populer

Perbedaan Antara Past Perfect dengan Present Perfect