Featured Post

Atasi Cuaca Panas, Tatalogam Hadirkan Atap Dingin Cool Roof

  

tatalogam lestari atap rumah instan baja ringan
foto: daniel


Rekan pembaca, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beberkan, puncak musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah diprakirakan terjadi pada Juli dan Agustus 2023. 


Domus; Rumah Cepat Instan 

Meski semalam terjadi hujan, baiknya kita selalu waspada menghadapi cuaca yang tak menentu saat ini. Kemarin panas terik, hari ini hujan. Pun sebaliknya. Dari segenap ikhtiar yang bisa kita lakukan, salah satunya mengupayakan suasana kondusif di rumah. Kita bisa menggunakan atap rumah yang tahan terhadap segala cuaca. Penasaran ingin tahu lebih lanjut, kita dapat mengunjungi Indonesia Building Technology (Indo Build Tech) Expo 2023, 5-9 Juli 2023, ICE BSD City. 

Salah satu penampil yang saya rekomendasikan ialah stand PT Tatalogam Lestari yang berlokasi di  Hall 6 Booth Nomor 6-A-3. Berpengalaman selama 29 tahun, perusahaan genteng metal dan baja ringan terbaik di Indonesia ini hadir dengan produk berkualitas dan inovasi andal. Di antaranya, Tatalogam memiliki Atap metal SiMantap, genteng metal SiMantap, dan Domus (Rumah Cepat Instan). 

Bukan atap seng biasa, atap metal SiMantap terbuat dari material zinc dan aluminium berkualitas sesuai standar SNI. Atap metal SiMantap memiliki daya tahan tinggi terhadap cuaca, karat, dan rayap. Produk atap metal SiMantap antara lain Sakura MX (Atap Gelombang Instan), Sakura Lite (Atap Polycarbonate Gelombang), dan Soka (Atap Metal). Tersedia empat merek genteng metal SiMantap dengan variasi model, ketebalan, warna, dan harga. Produk genteng metal PT Tatalogam Lestari antara lain Sakura Roof, Multi Roof, Surya Roof, dan Fancy. 

Penggunaan atap dan genteng yang tepat akan membantu mengurangi suhu atap dengan memantulkan sinar matahari dan panas dari bangunan. Karaktersitik atap dingin menyerap lebih sedikit panas dan bertahan hingga 50–60°F (28–33°C) lebih sejuk daripada bahan konvensional selama puncak cuaca musim panas. Daya pancar panas yang tinggi juga berperan, terutama di iklim yang hangat dan cerah. 

DOMUS merupakan rumah permanen yang dibangun dengan menerapkan sistem yang dikembangkan PT Tatalogam Lestari. Inovasi Domus memungkinkan konsumen membangun rumah dengan cepat lewat  perencanaan matang, material tepat, serta teknik pengerjaan yang benar, efektif, dan efisien. Maka Domus menjadi pilihan rumah baik di perkotaan, di daerah urban, perkebunan, pertambangan, maupun daerah bencana. 


Sustainable Construction Series Carbon Net Zero Mainstreaming Construction In Indonesia
foto: Kiki Hand


Tatalogam Dukung Indonesia Bebas Emisi Karbon  

Mendukung target Indonesia bebas emisi karbon pada 2020, Tatalogam berupaya menciptakan teknologi dan proses baru yang ramah lingkungan hingga memberi dampak positif terhadap bumi. Vice Presiden PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) Stephanus Koeswandi menyampaikan, sebagai produsen baja ringan dan genteng metal serta rumah instan, Tatalogam secara berkelanjutan mencari solusi yang tepat demi menghadirkan rumah yang nyaman, khususnya menghadapi cuaca panas. 

Komitmen ini diwujudkan, salah satunya dengan mendukung gelaran Sustainable Construction Seminar. Menyumbang emisi 15% dari emisi semua industri, industri baja makin memperkuat penerapan Taksonomi Hijau Indonesia (THI) sebagai panduan para pelaku usaha menjalankan usaha dan investasi berkelanjutan. 

Seminar perdana mengangkat judul “Sustainable Construction Series Carbon Net Zero Mainstreaming Construction In Indonesia”. Seminar mendiskusikan pemenuhan kriteria hijau untuk sektor jasa konstruksi meliputi tepat guna lahan, konservasi energi, konservasi air, penggunaan material ramah lingkungan, menjaga kualitas udara dan kebisingan, pengelolaan limbah, adaptasi bencana, pemberdayaan masyarakat, pembangunan yang responsif gender, mendukung interaksi masyarakat dan usaha lokal, serta perlindungan kawasan lindung dan cagar budaya. 

Sustainable Construction Seminar Episode 1 mengahadirkan narasumber General Manager KADIN Net Zero Octavianus Bramantya, Pendiri dan Direktur Yodaya Hijau Bestari Yodi Danusastro, Asisten Prof. Prodi Arsitektur Univ Pendidikan Indonesia (UPI) dan Founder BeCool Indonesia Beta Paramita, Kepala Pusat Industri Hijau (PIH) Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Herman Supriadi, dan Direktur Kelembagaan dan Sumber daya Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) Nicodemus Daud. Sustainable Construction Seminar Episode 1 dipandu Head of Government and Public Relations Tata Logam Group Maharany Putri.   

 

Komentar

Artikel Populer

Perbedaan Antara Past Perfect dengan Present Perfect