![]() |
foto: unsplash | |
Asisten AI seperti Microsoft Copilot akan selalu membutuhkan pembaruan, dan pengayaan basis data agar selalu relevan memberikan respons yang akurat.
Integrasi Produk Leksikografi
Pada Agustus tahun
lalu, Penulis berkesempatan mengikuti AI Workshop Image Exploration with
Microsoft Designer, di kantor Microsoft, Jakarta. Dalam sesi tanya-jawab,
penulis melontarkan pertanyaan dan masukan perihal kemungkinan Microsoft
bekerja sama dengan institusi atau lembaga pemerintah yang berfokus pada
kebahasaan, misalnya Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Communication Lead
Microsoft Indonesia Karen Kusnadi menyampaikan, kolaborasi dengan berbagai
pemangku kepentingan yang terkait, wabilkhusus Badan Bahasa, merupakan
keniscayaan. Apalagi peran Badan Bahasa sangat esensial dalam memperkaya basis
data bagi machine learning (pembelajaran mesin) yang menjadi “otak”
dari Artificial Intelligence (kecerdasan buatan).
Salah satu produk
kecerdasan buatan, yakni Asisten AI (Microsoft Copilot, Siri, Google Gemini,
ChatGPT, dsb) dirancang untuk membantu pengguna melakukan berbagai tugas, dan
memberikan informasi yang berguna. Untuk kualitasnya, performa Asisten AI
sangat bertumpu pada prompt yang diinput oleh pengguna. Prompt
dalam konteks asisten AI adalah instruksi atau perintah yang diberikan kepada
model AI untuk menghasilkan respons yang sesuai.
Prompt
biasanya berisi informasi atau pertanyaan yang membantu
asisten AI memahami konteks, dan tujuan dari permintaan pengguna, sehingga
dapat memberikan jawaban atau solusi yang relevan.
Prompt dapat berupa
teks yang langsung ditulis oleh pengguna atau konteks yang lebih luas dari
percakapan yang sedang berlangsung. Asisten AI menggunakan prompt ini
untuk menentukan respons yang paling tepat dan berguna bagi pengguna.
Kemudian, bagaimana
hubungan antara leksikografi dan kecerdasaan buatan? Leksikografi memiliki
hubungan yang erat dengan kecerdasan buatan (AI) dalam beberapa aspek. Penguatan
oleh berbagai jenis kamus memungkinkan sistem pembelajaran mesin dapat terus
beradaptasi dan memperbarui diri seiring perkembangan bahasa. Misal, untuk pemanfaatan asisten AI, integrasi
produk-produk leksikografi sangat berpengaruh dalam kualitas hasil pencarian.
Contoh:
Prompt untuk tugas
produktivitas: "Buatkan beberapa contoh surat penawaran kerja sama sponsorship
kegiatan siniar dengan tema logam tanah jarang”, “Buatkan beberapa contoh
proposal kegiatan seminar dengan bahasan kredit karbon”.
Jadi machine
learning memungkinkan asisten AI untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang
berulang dan memakan waktu, seperti korespondensi, dan membuat beragam proposal
tematik.
Tantangan selanjutnya
ialah ketika sumbangsih leksikografi yang kian kaya untuk asupan data
pembelajaran mesin yang makin pintar meniru, akan berhadapan dengan
orisinalitas. Misal, ketika tiba pada prompt yang berkaitan dengan aspek
kreativitas.
Contoh: “Buatkan puisi
dengan gaya diksi dari Sapardi Joko Damono”.
Juga tidak bisa dinafikan, potensi error terjadi dalam proses pengolahan data. sehingga kualitas hasil penyajian informasi dari asisten AI merespon prompt juga bergantung pada algoritma yang menangkap sumber informasi. Algoritma yang senantiasa dilatih ini mungkin bercampur dengan jalinan percakapan media sosial. Sehingga basis data dari kamus-kamus resmi itu saling tumpang tindih dengan konten media sosial yang akan dicerna machine learning untuk performa asistensinya.
Tentu saja contoh-contoh di atas merupakan prompt pembuka atau pancingan untuk “berdiskusi” lebih lanjut dengan asisten AI. Sedang tingkat kepiawaian tiap user membangun rangkaian komunikasi dengan asisten AI akan berbeda-beda. Hal ini yang membuat hasil “konsultasi” kita dengan asisten AI akan bervariasi dan unik antara satu dan lainnya meski dengan tema yang sama.
Posting Komentar untuk "Peran Leksikografi Perkaya Kualitas Prompt untuk Asisten AI"